Saturday, 3 June 2017

Ketika Sebuah Pensil Mengetuk Sadarku

#NulisRandom2017

Celoteh Malam (Lagi)
-Gosipin Benda Mungil Bernama 'Pensil'-

04 Juni 2017

Aku sudah kenal si benda itu sejak aku kecil dulu. Kalian juga begitu kan?

Pensil. Apa sih yang terlintas dalam benak kita saat bertemu benda itu?

Yap, samaan :D Alat nulis, apalagi ya?

Dari dulu, kita kenalan sama benda itu sebagai alat tulis. Kadang juga bisa sebagai teman mikir. Misalnya, sambil diemut-emut manja gitu. Aduh, sumpah itu bukan gayaku, tapi gaya adikku. Gayaku mungkin dibolak-balikkan aja si pensil sambil mikir keras. Aelah, aku kok sok jadi pemikir ya? Hehehe ... :D

Sobat, beberapa kali atau bahkan sering sekali kita bercengkrama dengan si benda itu, tapi kita terlalu cuek untuk sekadar kenal isi hatinya. Kita terlalu cuek untuk sekadar dengerin/perhatian sama apa yang pengen dia sampaikan pada kita ini. Termasuk aku ini. :D

Tapi iseng, setelah dapet tantangan nulis tentang pensil dari sepupu cantikku (Ziahh). Aku jadi keliling dunia lagi? Naik apa? Ya lagi-lagi naik angkot hebat bernama 'Internet'. Kuketik kata 'Filosofi Pensil'. Detik itu pun langsung terpampang banyak artikel tentang filosofi ini. Iseng lagi ini, aku pilih blog ini ( www.tandapagar.com/5-filosofi-kehidupan/ )

Ada lima point yang dituturkan di sana. Tapi yang paling mengena bagiku itu pada point pertama. Apa? Ini dia :)

'Pensil Butuh Penggerak'

Deg, langsung deh mengena. Kayak aku butuh kamu menggerakkan hatiku. #Plak, maaf keluar jalur lagi :v

Tapi bener deh, itu fakta. Setidaknya menurut pendapatku. Kayak di artikel itu, kita punya otak, tapi kita butuh penggeraknya. Tuhan (Allah), yang memberikan ide pada kita.

Tapi ide juga tidak diberikan oleh-Nya begitu saja dan cuma-cuma, kita harus usaha dulu. Kita berusaha mencarinya dulu. Meski kadang juga bisa tiba-tiba nongol sendiri. Itulah baiknya Allah SWT kepada kita.

Banyak yang bilang, pensil itu alat berguna. Juga, banyak yang bilang otak itu sangat berguna dan bagian penting atau bahkan terpenting dalam diri kita.

Tapi seperti point pertama tadi yang dicetuskan sama kakak author blog itu. Pensil butuh penggerak. Otak juga butuh penggerak. Semua orang bisa punya pensil. Semua orang juga punya otak kan? Tapi nggak semua orang bisa sukses gara-gara pensil, juga nggak semua orang bisa secerdas Albert Einstein. Jadi apa dong? Modal udah sama tapi bedanya kita belum bisa menggerakkannya maksimal. Penggerak pensil kan tangan ya? Nah, apa penggerak otak? Yang pastinya, lagi-lagi menurutku, penggeraknya itu adalah kemauan & usaha kita.

Seberapa besar kemauan dan usaha kita, akan menentukan seberapa besar kesuksesan kita. Pensil dan otak, jika didiamkan begitu saja tanpa kita coba tuk menggerakkannya. Apa yang terjadi? Gak mungkin kan tanpa digerakin si pensil, terus tiba-tiba nongol tulisan di kertas. Kalau otak sih mungkin-mungkin aja bisa pinter tanpa usaha,  tapi sebenarnya ada  pengerak tersembunyi. Siapa? Ya siapa lagi kalau Sang Maha Pencipta. Allah SWT.

Selain itu, pensil itu perlu diraut supaya tajam. Sama kayak otak yang perlu diasah supaya bisa semakin luas wawasan kita.

Ketika diraut, bagian pensil itu terpisah darinya dan mungkin merasa sakit. Sama, ketika diasah otak kita ini, kita kadang merasa lelah dan capek. Apalagi ketika otak kita itu menghadapi masalah-masalah tambahan seperti pertentangan pendapat atau kebuntuan saat mencari solusi, tetapi justru hal seperti itulah yang mempertajam otak kita dan memperkuat mental kita dalam menghadapi masalah tak terduga.  Masalah itu lumrah datang, tapi selalu ada jalan untuk keluar darinya selama kita serius mencari celahnya. Tiada yang tidak mungkin di dunia ini selama Allah mengkhendaki dan kita mau terus berusaha. Lagi-lagi kita bicara tentang kemauan kita. Yap, tentu saja. Kemauan itu sangat penting dalam diri kita. Oleh karena itu, sebisa mungkin marilah kita jaga kemauan dan tekat kita ini dalam proses pencapaian harapan, impian dan cita-cita kita.

Nah, oleh-oleh dari jalan-jalan keliling duniaku kali ini cukup mengena.

~Kita bukanlah apa-apa tanpa ijin-Nya. Otak kita pun bukanlah apa-apa tanpa kemauan kita untuk terus mengasahnya agar bermanfaat bagi kita terutama bagi orang lain.~

Intinya lagi, banyak-banyak baca buku atau tulisan lagi. Jangan puas dengan kepintaran kita sekarang ini karena di luar sana banyak yang lebih-lebih pintar daripada kita. Tapi tetaplah optimis dan genggamlah kemauan san tekat kita ini dalam hati. Jangan dilepaskan :)

Sudah malam, sudah malam. Waktunya masak :) Selamat menunggu sahur.

Salam literasi,
-Iffah Viyay-